Bromo, 18 Agustus 2017 – Tepat sehari setelah Indonesia merayakan kemerdekaanya yang ke 72 tahun, Jazz Gunung Bromo kembali menggelar acara tahunan mereka yang memasuki tahun ke 9 saat ini.
Kembali diselenggarakan di Hotel Jiwajawa, Bromo, Sidoarjo. Kali ini Jazz gunung menyiapkan line up yang cukup apik dikemas dalam dua hari pagelaran. Kapasitas tamu pun disampaikan oleh salah satu founder, Sigit Pramono, bertambah dua kali lipat dari tahun lalu. Untungnya pihak penyelenggara sudah sigap merenovasi venue yang dibuat menjadi lebih luas guna menambah kuota jamaah al-jazziyah yang berminat mengikuti acara ini.
Selain dipandu oleh duo mc yang cukup menghibur penonton dengan tektok konyolnya, Alit dan Gundhi. Line up artis yang beragam juga ikut meramaikan acara ini. Sebut saja di hari pertama nya, acara dibuka oleh Surabaya All Star, mengajak semua penonton menghangatkan diri dengan bergoyang a la jazz. Diikuti oleh alunan musik jenius dari Paul Mccandles featuring Charged Particles. After break isoma, penonton kembali dimanjakan oleh suara bening Monita Tahalea yang mengalun syahdu diiringi angin sepoi bromo. Sesekali wanita cantik yang ternyata aktif menjadi sahabat Bromo ini, menyapa hangat para penonton. Memasuki malam hari, giliran Dewa Budjana dan Zentuary menyuguhkan beberapa lagu dari album baru mereka selama kurang lebih setengah jam.
Sebelum memasuki line up terakhir di hari pertama, MC mengundang founders dari Jazz Gunung untuk naik ke atas panggung. Sebut saja Kang Butet Dan Pak Sigit Pramono.
Beliau-beliau menjelaskan berbagai perbaikan yang sudah dilakukan jazz gunung dari tahun ke tahun untuk menjaga Kualitas acara yg sudah berkelas international ini. Yang paling terasa meningkat adalah dari sisi sound, dimana kali ini kualitas suara yang didengar luar biasa jernih dan detil. Membuat suasana Jazz Gunung 2017 itu sendiri semakin syahdu dan intim.
Pak Sigit sendiri mengumumkan adanya kemungkinan di tahun 2018 nanti, Jazz Gunung mungkin akan ditambahkan hari pagelaranya menjadi 3 hari, guna memfasilitasi minat penonton yang meningkat dari tahun ke tahunnya. Antusiasme penonton pun dirasa positif ketika mereka memberikan tepuk tangan yang meriah.
Akhirnya sampai ke penghunjung acara, band yang sudah berdiri sejak 2002, Maliq & D’essential menutup hari pertama dengan energik dan seksi. Tanpa disadari semua penonton mengikuti goyangan para personil saat membawakan lagu Heaven. Suasana syahdu pun kembali terasa kental pada saat sang vokalis, Angga meminta semua penonton menyalakan flashlightnya selama lagu Untitled dibawakan. Diakhir lagu terakhir band ini kembali membuat kejutan ketika sang vokalis, Indah memamerkan keahlian rap nya selama beberapa menit. Sontak penonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.
Overall acara jazz gunung 2017 terbukti sangat berkualitas dan terasa ambience yang berbeda dari acara jazz lainnya. Cukup dua kata yang mewakili acara ini, intim and syahdu.
(Teks dan Foto: Anjani)