“Tanpa sadar kita juga turut berkontribusi menjadi racun media sosial bagi orang lain”
Ini kesimpulan yang bisa ditarik ketika menyimak “Dari Layar”, singel teranyar milik Havie Parkasya alias Laze (dibaca Leiz). Lagu ini merupakan singel ketiga setelah “Sementara” dan “Dari Jendela” yang merupakan materi dari album penuh kedua Laze yang rencananya akan dirilis tahun ini.
Lagu ini bercerita tentang layar media sosial yang sering menampakan rumput tetangga yang selalu lebih hijau melalui postingan yang kita follow. Entah itu liburan ke luar negeri, cantik/tampannya pasangan teman atau kebahagiaannya berumah tangga, karir yang melesat, serta koleksi barang mahalnya. Kita dibuat silau betapa kehidupan di media sosial orang lain selalu terlihat menyenangkan, sukses dan penuh pencapaian. Dari sudut pandang itu Laze menambahkan:
“Namun dari semua itu yang sering terlupa adalah yang ditampilkan biasanya kebahagiaan di layar bisa jadi hanya tahap permukaan dari sebuah pencapain karena kita tidak melihat perjuangan jatuh bangunnya. Ditambah kemungkinan kalau kesenangan itu bisa jadi hasil pencitraan semata”.
Di sini posisi kita pun seringkali terjebak menjadi racun bagi orang lain di dalam lingkaran-setan citra tersebut. Dengan memamerkan hal-hal yang bagus dan keren saja, lalu tanpa disadari membentuk citra tersebut. Ditambah adalah hal yang sangat manusiawi juga ketika di media sosial kita hanya memilih hal-hal spesial dan keren saja. Hal itu yang ditambahkan lagi oleh Laze: “Layaknya pengguna medsos pada umumnya, saya akan post foto yang saya suka. Juga hal yang keren, aktivitas yang saya lakuin kalo asik kayak manggung atau cuplikan behind the scene, saat shooting videoklip”.
Hal ini sempat menjadi bumerang baginya dan menjadi ide untuk “Dari Layar”.
“Suatu hari seseorang menghampiri saya dan berkata ‘mas Laze, yang suka ngerap ya di Youtube ya. Kok beda, kalo di videoklip kayak yang keren dan sukses gitu’. Di situ saya sadar ada impresi dan anggapan yang tidak sengaja terbentuk dari layar lewat cara bergaya saya. Sehingga orang tersebut berpikir saya sukses dan bergelimang”.
Keresahan itu yang ia tuang di akhir singel barunya. Disadari atau tidak ia turut berperan membentuk citra “palsu” bagi orang lain. Lalu hal itu dibalut dengan unsur satir, sindiran yang provoktif khas Laze. Hal yang selalu membuat pendengarnya menyimak baik-baik repetan bait yang menjadi andalannya ketika memuntahkan untaian kata-kata yang ia
pilih dengan menarik dan provokatif. Simak salah satu bait “Dari Layar” ini:
“Kita harap jadi bintang / Lewat cara paling instan / Pameran terbuka tanpa ke Jiexpo / Aib sampai saldo semua diekspos”.
Sempilan refrensi budaya populer seperti biasa tidak luput dari sentilannya seperti:
“Diantara palsu, citra siapa asli? / Ciptakan karakter seperti dia Stan Lee”
“Kalau mau buat dosa / Ssst diam ini rahasia / Kalau mau buat pahala / Pastikan kamera menyala”.
Di singel “Dari Layar” ini Laze berusaha membuat gaya lirik yang lebih ringkas dengan pesan yang lebih jelas. Lalu dibalut musik yang diproduksi oleh Randy MP (produser/kolektif Parlemen Pop) dan Riza Rinanto. Album penuh kedua Laze sendiri rencananya akan dirilis di penghujung 2020 ini. (Teks: Anto Arief)