Morscode, sebuah band indie rock alternative, meluncurkan Music Video
perdana pada Minggu, 2 Desember 2018.
Music Video bertajuk “The Urge” ini menggambarkan wujud seseorang yang menyesali segala hal yang telah terjadi dan dilalui semasa hidupnya. Penyesalan tiada henti tersebut terjadi lantaran tuntutan ruang lingkup masyarakat di sekitarnya, yang seakan selalu menuntut orang lain untuk menjadi sosok yang sebenarnya bukan keinginannya sendiri.
Hendy Yudhistira sebagai penulis lirik mengatakan “Sebenarnya ide lagu ini berawal dari muaknya gue dengan situasi sosial yang banyak maunya, serba perfeksionis, merasa paling benar dan mencoba mendikte cara hidup orang. Sebuah situasi dimana ya sah-sah aja bagi kita untuk bilang ‘Bangsat’, siapapun pasti pernah ketemu situasi itu”
Tuntutan sistem sosial yang selalu menuntut dan menginginkan orang lain untuk menjadi sesosok manusia maha benar, maha tinggi, seolah tidak pernah merasa puas dengan standar dan pencapaian yang telah diraih. Hingga akhirnya, membuat sosok kakek tua yang ada di dalam video ini hanya menjalani hidupnya seolah sebagai boneka tali, bergantung dengan dalang boneka itu sendiri serta penuh tatapan kosong.
Bergerak dan hidup, namun hanya berdasarkan arahan dan tuntutan sistem sosial yang ada di sekitarnya, bukan hidup sesuai keinginannya. Sang kakek ditampilkan sebagai sosok manusia yang penuh kebingungan dan penyesalan karena terkungkung oleh tekanan ruang lingkup masyarakat di sekitarnya. Hal ini diperkuat di salah satu bagian lirik yang tertulis,
“the constant urge to spill it” Selama menyaksikan Music Video “The Urge”, penonton akan disajikan aura penuh kebingungan dan kebimbangan di dalam Music Video berdurasi sekitar 4 menit 40 detik ini. Hal ini terlihat dari beberapa scene di dalam Music Video yang terasa memiliki alur maju mundur. Kesan tersebut diperkuat dengan raut wajah yang dipenuhi kegelisahan tak berujung.
Emosi di dalam Music Video ini mulai merangkak meledak mulai pertengahan lagu, di mana distorsi gitar mulai mendominasi dan beradu dengan dentuman floor tom, yang dilengkapi dengan humming-an sang vokalis, hingga akhirnya kemarahan dan kejengahan meledak di penghujung lagu.
Selama pengerjaan Music Video “ The Urge”, Ralf Morscheck dipercaya oleh Morscode menjadi Director of Photography untuk memvisualkan atmosfir dan pesan yang ingin disampaikan dari lagu ‘The Urge’ sendiri. Proses penyuntingan videonya sendiri dikerjakan oleh Dipo Rahardjo Wibisono di bawah naungan Dari Mata Creative.
Morscode sendiri beranggotakan empat pemuda berasal dari Bekasi dengan formasi Adhiwira Gautama (vocal/guitar), Hendy Yudhistira (vocal/guitar), Tantyo Anon Prasetya (bass/vocal), dan Dioma Asatsuku Pratama (drum). “The Urge” sendiri merupakan salah satu materi yang diambil dari mini album (EP) Sentimental dari Morscode. Total akan ada 5 materi yang terangkum di dalam EP Sentimental, yang rencananya akan diluncurkan pada awal tahun 2019 mendatang. Informasi lengkap mengenai Morscode dapat diakses di
Instagram.com/morscodeband